kebidanan.umsida.ac.id – Posyandu Desa Jenisgelaran, Kecamatan Bareng, Jombang, menjadi lokasi penting dalam sebuah riset inovatif yang menggabungkan metode terapi tradisional dengan pendekatan nutrisi untuk mencegah stunting pada balita. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kombinasi Akupresur Tuina dan konsumsi buah pepaya memberikan hasil signifikan dalam meningkatkan berat badan balita, yang merupakan salah satu indikator penting dalam mencegah stunting.
Stunting Masalah Gizi Kronis di Indonesia
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada masa seribu hari pertama kehidupan. Stunting dapat memengaruhi pertumbuhan fisik anak dan perkembangan otaknya, yang berujung pada kualitas hidup yang rendah di masa depan. Di Indonesia, stunting menjadi masalah kesehatan yang masih perlu penanganan serius. Berbagai program pemerintah telah diinisiasi untuk menurunkan angka stunting, namun masih diperlukan intervensi tambahan, terutama di tingkat komunitas lokal seperti posyandu.
Suber: Pixels
Penelitian terbaru yang dilakukan di Posyandu Desa Jenisgelaran, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, berusaha memberikan solusi inovatif yang dapat diaplikasikan secara langsung oleh masyarakat luas. Dengan memanfaatkan kombinasi terapi tradisional dan konsumsi buah-buahan lokal, penelitian ini berfokus pada intervensi yang mudah diakses dan berbiaya rendah, namun tetap memberikan dampak signifikan dalam peningkatan status gizi balita.
Baca juga: Tunjang Keunggulan : Prodi Kebidanan Umsida Gelar Pelatihan Akupresur Bagi Clinical Instructor (CI)
Akupresur Tuina: Pendekatan Terapi Non-Farmakologis
Akupresur Tuina adalah teknik terapi tradisional asal Tiongkok yang menggunakan penekanan pada titik-titik tertentu di tubuh. Terapi ini bertujuan untuk melancarkan aliran darah, merangsang sistem saraf, dan meningkatkan fungsi organ-organ tubuh, termasuk sistem pencernaan. Dalam konteks kesehatan balita, Akupresur Tuina telah terbukti efektif dalam merangsang nafsu makan dan meningkatkan penyerapan nutrisi.
Penelitian yang dilakukan di Jombang ini menggunakan Akupresur Tuina sebagai salah satu metode intervensi. Dengan melibatkan 33 balita sebagai partisipan, peneliti membagi mereka menjadi tiga kelompok: kelompok yang hanya menerima terapi Akupresur, kelompok yang menerima kombinasi terapi Akupresur dan konsumsi buah pepaya, serta kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan apa pun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang menerima terapi Akupresur mengalami peningkatan berat badan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ini menegaskan bahwa Akupresur Tuina dapat menjadi alat yang efektif dalam upaya peningkatan status gizi balita di daerah pedesaan.
Pepaya Buah Lokal yang Kaya Manfaat
Pepaya adalah salah satu buah yang mudah ditemukan di seluruh Indonesia. Buah ini dikenal kaya akan vitamin, enzim, dan serat yang baik untuk pencernaan. Dalam konteks penelitian ini, pepaya digunakan sebagai intervensi nutrisi untuk mendukung terapi Akupresur Tuina. Buah pepaya mengandung vitamin B yang membantu proses metabolisme tubuh, serta enzim papain yang berperan dalam memecah protein dan memperbaiki sistem pencernaan.
Baca juga: Intip 14 Program KKN-T Mahasiswa Fikes Umsida yang Bertema Stunting
Penggunaan pepaya sebagai bagian dari intervensi gizi dalam penelitian ini didasarkan pada kemampuannya untuk merangsang nafsu makan dan memperbaiki sistem pencernaan balita. Dengan memberikan buah pepaya secara teratur, diharapkan balita dapat menyerap nutrisi dengan lebih baik, yang pada akhirnya membantu meningkatkan berat badan mereka dan mencegah stunting.
Hasil Penelitian yang Menjanjikan
Penelitian ini memberikan hasil yang sangat menjanjikan. Kelompok balita yang menerima kombinasi terapi Akupresur Tuina dan konsumsi buah pepaya menunjukkan peningkatan berat badan yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelompok lainnya. Hasil ini menegaskan bahwa pendekatan kombinasi tersebut efektif dalam meningkatkan status gizi balita di komunitas lokal.
Selain itu, pendekatan ini juga memberikan alternatif intervensi non-farmakologis yang dapat diterapkan secara luas oleh para kader posyandu dan tenaga kesehatan di tingkat komunitas. Dengan biaya yang relatif rendah dan kemudahan akses terhadap buah pepaya, intervensi ini dapat menjadi solusi yang berkelanjutan dalam mengatasi masalah stunting di Indonesia.
Implementasi di Tingkat Komunitas
Hasil dari penelitian ini memberikan implikasi penting bagi implementasi program kesehatan di tingkat komunitas. Posyandu sebagai garda terdepan dalam layanan kesehatan ibu dan anak memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah stunting. Dengan memanfaatkan metode Akupresur Tuina yang sederhana dan penggunaan buah pepaya yang mudah didapatkan, kader posyandu dapat memberikan intervensi gizi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk akademisi, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam mengatasi masalah stunting. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) sebagai salah satu institusi pendidikan yang berkomitmen dalam penelitian dan pengabdian masyarakat, terus mendorong inovasi-inovasi riset yang dapat memberikan dampak langsung bagi masyarakat luas. Penelitian ini adalah salah satu contoh nyata bagaimana riset akademik dapat diimplementasikan untuk menyelesaikan masalah nyata di lapangan.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut dapat mengunjungi lama admisi.umsida.ac.id dan fisioterapi.umsida.ac.id.
Sumber: Artikel Evi Rinata Pengaruh Kombinasi Akupresur Tuina dan Konsumsi Buah Pepaya TerhadapBerat Badan Balita
Penulis: Ayunda H