Fikes.umsida.ac.id – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) kembali menunjukkan dedikasi mereka terhadap pengabdian kepada masyarakat. Kelompok mahasiswa KKN ini menciptakan inovasi Pemberian Makan Tambahan (PMT) yang diadakan di Desa Balonggabus pada Rabu (21/8/2024). Inovasi ini hadir sebagai solusi dari permasalahan yang kerap dihadapi oleh orang tua, yaitu kesulitan anak-anak usia Makanan Pendamping ASI (MPASI) dalam menerima dan mengonsumsi makanan yang disajikan.
Fenomena ini sering kali terjadi karena anak-anak pada usia tersebut cenderung memilih-milih makanan. Menurut mereka, makanan yang disajikan sering kali kurang menarik, baik dari segi tampilan maupun rasa. Hal ini mendorong mahasiswa KKN Fikes Umsida untuk mencari solusi yang kreatif dalam mengatasi masalah ini.
Baca juga: Optimalkan Riset Balita: Kombinasi Akupresur Tuina dan Pepaya untuk Cegah Stunting
Sri Winarti, ketua KKN, mengungkapkan, “Sebenarnya anak mau makan kalau makanan yang disajikan itu menarik, baik dari bentuk maupun rasa. Banyak anak yang pilih-pilih makanan karena para orang tua kurang untuk berinovasi dalam menyiapkan makanan,” ungkapnya.
Inovasi PMT Berbahan Dasar Kupang
Dalam mencari solusi untuk masalah ini, mahasiswa KKN Fikes Umsida melakukan inovasi dalam pengolahan bahan lokal menjadi makanan yang menarik dan bergizi. Salah satu bahan utama yang digunakan dalam inovasi ini adalah kupang. Kupang, yang merupakan jenis kerang kecil yang hidup di lumpur intertidal, menjadi pilihan utama karena Desa Balonggabus merupakan salah satu penghasil kupang yang melimpah.
Kupang sendiri dikenal sebagai sumber protein hewani yang kaya akan nutrisi. Di desa ini, kupang sering kali dimanfaatkan oleh warga setempat baik untuk dijual maupun diolah sendiri. Inovasi ini, yang mengolah kupang menjadi makanan yang menarik bagi anak-anak, disambut dengan sangat antusias oleh warga sekitar. “Inovasi ini diterima sangat baik oleh warga sekitar, mereka sangat antusias dengan adanya inovasi PMT berbahan dasar kupang. Ini karena di desa tersebut menjadi penghasil kupang dan hasil yang mereka dapatkan sangat melimpah,” tambah Sri Winarti.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 20 ibu dan anak dengan rentang usia 2-5 tahun. Antusiasme terlihat dari partisipasi aktif mereka dalam penyuluhan serta keseriusan dalam mendengarkan setiap arahan dan materi yang disampaikan oleh para mahasiswa. Lebih dari sekadar memberikan makanan tambahan, mahasiswa juga berbagi resep yang dapat diikuti oleh para ibu di rumah. Hal ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi keluarga dalam penyediaan makanan bergizi.
Tantangan dan Solusi dalam Pelaksanaan Inovasi PMT
Meskipun mendapat sambutan yang hangat, mahasiswa KKN Fikes Umsida juga dihadapkan pada beberapa tantangan dalam pelaksanaan inovasi ini. Salah satu tantangan yang muncul adalah adanya warga yang memiliki masalah kesehatan seperti alergi terhadap kupang. Selain itu, anak-anak usia 2-5 tahun umumnya belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna seperti orang dewasa, sehingga mereka cenderung kesulitan mencerna makanan tertentu.
Menanggapi tantangan ini, para mahasiswa KKN merespons dengan mengembangkan inovasi tambahan, yakni mengolah kupang menjadi nugget. Nugget dipilih karena bentuk dan rasanya yang lebih akrab dan disukai oleh anak-anak. Selain itu, nugget juga mudah untuk dikonsumsi dan dicerna oleh anak-anak. “Dengan mengolah kupang menjadi nugget, kami berharap anak-anak lebih tertarik untuk mencoba dan mengonsumsinya, sehingga kebutuhan gizi mereka dapat terpenuhi dengan baik,” jelas salah satu anggota KKN.
Baca juga: KKN Umsida Buat Pojok Baca, Tingkatkan Pengetahuan Generasi Bangsa
Selain inovasi dalam bentuk makanan, mahasiswa KKN juga memberikan edukasi kepada para ibu mengenai pentingnya PMT serta gizi yang harus dipenuhi oleh anak-anak. Mereka mengajarkan cara memasak yang benar agar nutrisi dalam bahan makanan tetap terjaga. Edukasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para ibu dalam menyajikan makanan bergizi bagi anak-anak mereka.
Kegiatan KKN yang dilakukan oleh mahasiswa Fikes Umsida tidak hanya berfokus pada pemberian makanan tambahan, tetapi juga mencakup aspek edukasi yang lebih luas. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa berharap dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat Desa Balonggabus. Selain memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, inovasi ini juga diharapkan dapat mendorong kemandirian keluarga dalam memanfaatkan sumber daya pangan lokal yang bergizi.
Lebih jauh lagi, inovasi PMT ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi masyarakat lainnya dalam mengelola sumber daya alam lokal untuk kebutuhan gizi keluarga. Dengan demikian, terciptalah generasi muda yang sehat dan kuat, serta masyarakat yang lebih mandiri dan kreatif dalam mengolah hasil bumi mereka sendiri. Kegiatan ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan antara universitas dan masyarakat, serta menunjukkan betapa pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera.
Mahasiswa KKN Fikes Umsida telah membuktikan bahwa dengan kreativitas dan dedikasi, mereka mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Inovasi PMT berbahan dasar kupang yang mereka kembangkan bukan hanya sekadar solusi jangka pendek, tetapi juga investasi jangka panjang dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat, mandiri, dan berdaya.
Penulis: Ayunda H