Kebidanan.Umsida.ac.id -Dalam upaya mengembangkan pengobatan alternatif yang aman dan efektif untuk penderita diabetes tipe 2, riset terbaru dari dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo menunjukkan bahwa ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) memiliki potensi luar biasa.
Studi ini tidak hanya menyoroti efektivitas ekstrak dalam menurunkan kadar glukosa darah, tetapi juga mengonfirmasi keamanannya terhadap fungsi hati dan ginjal.
Efektivitas Penurunan Glukosa oleh Ekstrak Daun Kersen

Salah satu temuan paling menonjol dari penelitian ini adalah kemampuan ekstrak etanol daun kersen (EDK) dalam menurunkan kadar glukosa darah secara signifikan. Pengujian dilakukan pada model hewan (tikus putih jantan) yang telah diinduksi diabetes menggunakan streptozotocin (STZ) dan nicotinamide (NA), sebuah metode yang dikenal dapat mereplikasi karakteristik diabetes tipe 2 pada manusia.
Tikus-tikus ini kemudian dibagi dalam enam kelompok, termasuk kelompok kontrol negatif (tanpa pengobatan), kontrol positif (diberi glibenklamid), dan tiga kelompok perlakuan yang masing-masing menerima EDK dengan dosis 100 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB. Setelah 15 hari perlakuan, kelompok yang menerima dosis 500 mg/kgBB menunjukkan penurunan kadar glukosa darah yang sangat signifikan, bahkan mendekati efek yang dihasilkan oleh glibenklamid sebagai obat standar.
Efek hipoglikemik ini diyakini berasal dari kandungan bioaktif dalam daun kersen seperti flavonoid, saponin, dan tanin, yang telah dikenal memiliki aktivitas menstabilkan kadar gula darah. Flavonoid, khususnya, berperan sebagai antioksidan yang melindungi sel beta pankreas dari kerusakan akibat stres oksidatif. Mekanisme kerja senyawa ini mencakup peningkatan sensitivitas insulin, perlambatan absorpsi glukosa di usus, dan regenerasi sel pankreas.
Keunggulan ekstrak ini adalah kemampuannya memberikan efek penurunan glukosa darah tanpa menimbulkan hipoglikemia ekstrem, yang sering kali menjadi efek samping dari obat antidiabetes konvensional.
Keamanan Organ Vital Tanpa Efek Toksik
Selain efektif secara klinis, ekstrak daun kersen juga terbukti aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu. Penelitian ini tidak hanya berhenti pada pengukuran kadar gula darah, tetapi juga melakukan uji toksisitas terhadap fungsi hati dan ginjal melalui parameter laboratorium seperti SGOT, SGPT, ureum, dan kreatinin.
Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat peningkatan signifikan pada parameter-parameter tersebut di semua kelompok perlakuan, termasuk yang menerima dosis tertinggi ekstrak (500 mg/kgBB). Artinya, tidak ditemukan adanya kerusakan organ hati atau ginjal akibat konsumsi ekstrak daun kersen.
Hal ini diperkuat oleh data histopatologi jaringan hati dan ginjal tikus yang menunjukkan tidak adanya inflamasi, degenerasi, maupun nekrosis pada sel. Keutuhan jaringan ini membuktikan bahwa daun kersen aman dikonsumsi dan tidak menimbulkan efek toksik sistemik.
Keunggulan ini menjadikan EDK sebagai kandidat fitofarmaka yang tidak hanya manjur tetapi juga aman, menjawab kekhawatiran umum terhadap obat herbal yang belum terstandarisasi. Dengan keamanan yang telah teruji, ekstrak daun kersen dapat digunakan sebagai terapi tambahan atau bahkan alternatif pada pasien yang tidak cocok dengan pengobatan kimia.
Prospek Pengembangan Fitofarmaka Berbasis Daun Kersen
Penelitian yang dilakukan oleh tim dosen Fikes Umsida ini memberikan kontribusi besar dalam pengembangan obat herbal asli Indonesia. Tanaman kersen, yang banyak tumbuh di lingkungan sekitar namun kurang dimanfaatkan, kini terbukti memiliki nilai farmakologis tinggi. Ini membuka peluang besar bagi pengembangan produk fitofarmaka dari bahan lokal yang murah, mudah diperoleh, dan ramah lingkungan.
Keunggulan ekstrak daun kersen sebagai antidiabetes meliputi efektivitas penurunan glukosa, keamanan organ vital, serta potensi produksi massal berbasis teknologi ekstraksi etanol yang relatif sederhana. Dengan kemasan yang tepat dan uji klinis lanjutan, ekstrak ini dapat dikembangkan dalam bentuk sediaan kapsul, teh herbal, hingga cairan siap konsumsi.
Lebih lanjut, keberhasilan riset ini membuktikan bahwa institusi pendidikan seperti Umsida memiliki peran strategis dalam mendorong inovasi berbasis riset lokal. Melalui kolaborasi lintas prodi di FIKES dan dukungan fasilitas laboratorium modern, penelitian ini menjadi contoh ideal sinergi antara keilmuan, aplikasi klinis, dan pemberdayaan potensi alam Indonesia.
Baca Juga : Lebih Stabil untuk Gula Darah, Kebidanan Umsida Ungkap Suntik Kombinasi Jadi Pilihan Aman Kontrasepsi
Ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) terbukti secara ilmiah mampu menurunkan kadar glukosa darah pada hewan uji diabetes tanpa menimbulkan efek toksik pada hati dan ginjal. Penelitian ini menempatkan daun kersen sebagai kandidat obat herbal antidiabetes yang aman, efektif, dan berpotensi dikembangkan secara luas.
Dengan pendekatan ilmiah yang ketat dan hasil yang menjanjikan, riset dari Fikes Umsida ini menjadi pijakan penting dalam pengembangan fitofarmaka lokal untuk mendukung pengobatan modern yang lebih aman dan berkelanjutan.
Sumber : Nurul Azizah
Penulis : Novia