Kebidanan.Umsida.ac.id– Tuberkulosis (TBC) tetap menjadi masalah kesehatan global yang mendesak, dengan Indonesia menduduki peringkat kedua dunia untuk jumlah kasus TBC.
Baca Juga: Fortama Fikes Umsida 2025, Cetak Generasi Sehat, Tangguh, dan Siap Mengabdi
Sebagai tenaga kesehatan lini terdepan, bidan memainkan peran kunci dalam deteksi dini dan pencegahan penularan Tuberkulosis.
Melalui skrining yang dilakukan secara aktif, bidan tidak hanya mendeteksi gejala sejak dini tetapi juga berperan dalam melindungi kelompok rentan, seperti ibu hamil dan anak-anak, dari risiko infeksi Tuberkulosis.
Artikel ini akan menggali lebih dalam tentang pentingnya peran bidan dalam skrining TBC dan bagaimana mereka dapat mempercepat eliminasi Tuberkulosis di Indonesia.
Skrining Tuberkulosis (TBC) oleh Bidan – Deteksi Dini untuk Pencegahan Efektif

Bidan sebagai tenaga medis yang berinteraksi langsung dengan masyarakat memiliki akses yang sangat penting dalam mendeteksi gejala Tuberkulosis sejak dini.
Dengan melakukan skrining terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan anggota keluarga yang tinggal serumah dengan pasien Tuberkulosis aktif, bidan dapat mengidentifikasi gejala awal yang menunjukkan adanya infeksi Tuberkulosis, seperti batuk lebih dari dua minggu, penurunan berat badan, demam berkepanjangan, dan keringat malam.
Pentingnya skrining Tuberkulosis oleh bidan tidak hanya terletak pada deteksi dini, tetapi juga pada pencegahan penularan lebih lanjut.
Identifikasi cepat dapat mempercepat tindakan medis dan mencegah penyebaran penyakit ke orang lain, terutama kelompok rentan yang lebih mudah terinfeksi. Skrining ini menjadi bagian dari upaya mencapai eliminasi Tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2030, sesuai dengan komitmen global yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia.
Tugas Bidan dalam Skrining TBC – Dari Edukasi hingga Kolaborasi Lintas Sektor
Sebagai tenaga kesehatan yang berada di garda depan, bidan memiliki banyak tugas dalam skrining Tuberkulosis. Salah satu peran utama mereka adalah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai gejala Tuberkulosis dan pentingnya pemeriksaan dini.
Penyuluhan ini sangat penting agar masyarakat, terutama ibu hamil dan ibu menyusui, bisa segera memeriksakan diri jika mengalami gejala-gejala Tuberkulosis yang mencurigakan.
Selain itu, bidan juga bertugas untuk mengisi formulir skrining Tuberkulosis yang melibatkan pengumpulan data mengenai gejala seperti batuk, demam, dan penurunan berat badan. Jika ditemukan gejala yang mencurigakan, bidan merujuk pasien untuk pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau rumah sakit.
Dalam hal ini, bidan tidak bekerja sendiri, melainkan juga berkolaborasi dengan kader kesehatan, petugas Tuberkulosis, dan petugas gizi untuk menangani kasus Tuberkulosis secara komprehensif.
Peran bidan dalam melakukan pemantauan terhadap pasien yang menjalani pengobatan Tuberkulosis juga sangat krusial, terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Dengan memantau kepatuhan pengobatan dan memberikan dukungan psikososial kepada pasien, bidan dapat memastikan bahwa proses penyembuhan berjalan lancar tanpa hambatan.
Kesimpulan dan Rekomendasi – Meningkatkan Peran Bidan dalam Eliminasi TBC di Indonesia
Kesimpulannya, bidan memainkan peran yang sangat strategis dalam skrining Tuberkulosis, baik dari segi deteksi dini, edukasi kepada masyarakat, hingga pengawasan pengobatan bagi pasien Tuberkulosis.
Dengan peran yang sangat vital ini, bidan dapat membantu mempercepat upaya eliminasi Tuberkulosis di Indonesia, yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Namun, untuk memaksimalkan peran bidan dalam skrining Tuberkulosis, diperlukan peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan dukungan fasilitas yang memadai. Pemerintah dan lembaga terkait perlu memastikan bahwa bidan mendapatkan akses informasi yang akurat serta alat bantu skrining yang efisien.
Selain itu, kerjasama lintas sektor antara tenaga medis, masyarakat, dan pemerintah juga harus ditingkatkan untuk mendukung program eliminasi Tuberkulosis.
Rekomendasi utama dari penelitian ini adalah memperkuat pendidikan dan pelatihan untuk bidan tentang deteksi dini dan penanganan TBC, serta meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya skrining. Dengan demikian, pengelolaan TBC di Indonesia dapat lebih efektif dan mendekati target eliminasi pada tahun 2030.
Baca Juga: Kolaborasi ITS dan Umsida Perkuat Peran Kader Posyandu sebagai Garda Terdepan Kesehatan Anak
Peran bidan dalam skrining TBC sangat penting untuk deteksi dini dan pencegahan penularan, terutama di kalangan ibu hamil dan kelompok rentan. Skrining aktif dan edukasi yang diberikan bidan dapat mempercepat pencapaian eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030.
Sumber: Yanik Purwanti
Penulis: Novia






















