sumber pexels Dismenore

Anemia dan Dismenore pada Remaja Solusi dan Pencegahan

Kebidanan.umsida.ac.id – Dismenore, atau nyeri menstruasi, adalah salah satu gangguan kesehatan yang paling umum dialami oleh remaja putri. Penelitian yang dilakukan di Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida ) mengungkapkan bahwa 87,65% mahasiswi mengalami dismenore, dengan mayoritasnya masuk dalam kategori primer. Dismenore primer adalah nyeri menstruasi tanpa kondisi medis yang mendasarinya, seperti infeksi atau kelainan reproduksi.

Baca juga: 8 Tips Praktis Meningkatkan Kunjungan Balita ke Posyandudi Desa Ketajen

Penelitian ini mengidentifikasi empat faktor utama yang berkontribusi terhadap tingginya angka dismenore, yaitu anemia, status gizi, kurangnya aktivitas olahraga, dan rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi. Data menunjukkan bahwa 70,37% remaja putri menderita anemia, 87,65% tidak berolahraga secara teratur, dan 91,3% memiliki tingkat pengetahuan yang kurang. Tingginya angka ini mengindikasikan bahwa dismenore bukan hanya masalah kesehatan individu tetapi juga merupakan refleksi dari pola hidup dan kurangnya edukasi.

Olahraga dan Gizi sebagai Kunci Pencegahan

Salah satu cara paling sederhana namun sering diabaikan dalam mengurangi gejala dismenore adalah melalui olahraga. Sayangnya, mayoritas responden dalam penelitian ini tidak berolahraga secara teratur. Padahal, olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, atau berenang dapat meningkatkan produksi hormon endorfin, yang bertindak sebagai pereda nyeri alami. Endorfin bekerja dengan meningkatkan ambang nyeri tubuh, memberikan rasa nyaman, dan mengurangi kontraksi otot yang menjadi penyebab utama dismenore. Bahkan, penelitian menunjukkan bahwa wanita yang rutin berolahraga memiliki risiko lebih rendah mengalami nyeri menstruasi dibandingkan mereka yang tidak.

Selain olahraga, asupan gizi yang seimbang juga memainkan peran penting. Meski 54,32% responden memiliki status gizi normal berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), banyak dari mereka yang mengalami anemia. Anemia ini sering kali disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan kaya zat besi seperti sayuran hijau, daging merah, dan kacang-kacangan. Pola makan yang tidak teratur dan dominasi makanan cepat saji juga menjadi pemicu utama. Akibatnya, kadar hemoglobin yang rendah membuat tubuh kurang optimal dalam mengalirkan oksigen ke seluruh jaringan, termasuk ke rahim, sehingga memicu nyeri yang lebih intens saat menstruasi.

Pentingnya Edukasi dan Perubahan Pola Hidup

Faktor lain yang tak kalah penting adalah tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenore. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar responden belum memahami sepenuhnya apa itu dismenore, penyebabnya, serta cara mengatasinya. Sebanyak 91,3% remaja memiliki tingkat pengetahuan yang rendah, yang berpotensi memperburuk kondisi mereka. Ketidaktahuan ini sering kali menimbulkan kecemasan yang dapat memperparah rasa nyeri.

Edukasi menjadi langkah krusial dalam menghadapi masalah ini. Kurikulum pendidikan kesehatan di sekolah dan perguruan tinggi perlu memasukkan materi tentang kesehatan reproduksi dan manajemen nyeri menstruasi. Informasi yang disampaikan dapat mencakup pentingnya olahraga, pola makan seimbang, serta cara-cara sederhana untuk mengurangi nyeri seperti kompres hangat dan latihan pernapasan. Melalui edukasi, remaja putri tidak hanya memahami cara mengelola dismenore tetapi juga lebih percaya diri dalam menghadapi siklus menstruasi mereka.

Langkah lain yang dapat diambil adalah mendorong pemeriksaan kesehatan rutin, seperti pengukuran kadar hemoglobin dan evaluasi status gizi. Dengan mengetahui kondisi tubuh mereka, remaja dapat mengambil tindakan yang sesuai, misalnya dengan mengonsumsi suplemen zat besi untuk mencegah anemia atau menyesuaikan pola makan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.

Menangani Dismenore dengan Pendekatan Holistik

Dismenore bukanlah masalah yang dapat diabaikan. Kondisi ini bukan hanya memengaruhi kesehatan fisik tetapi juga dapat berdampak pada kualitas hidup remaja, seperti menurunnya produktivitas di sekolah dan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, pendekatan holistik yang melibatkan gaya hidup sehat, edukasi, dan dukungan lingkungan sangat penting.

Orangtua, guru, dan tenaga kesehatan memiliki peran besar dalam membantu remaja putri menghadapi dismenore. Orangtua dapat mendukung dengan menyediakan makanan bergizi dan mendorong anak untuk berolahraga secara teratur. Guru dapat memberikan informasi tambahan tentang kesehatan reproduksi di kelas, sementara tenaga kesehatan dapat memberikan solusi medis yang tepat ketika diperlukan.

Dismenore adalah tantangan yang dapat dikelola dengan baik jika semua pihak bekerja sama. Dengan meningkatkan kesadaran akan pentingnya olahraga, pola makan seimbang, dan edukasi kesehatan, remaja putri dapat menjalani siklus menstruasi mereka dengan lebih nyaman dan percaya diri.

Sumber: Cholifah HUBUNGAN ANEMIA, STATUS GIZI, OLAHRAGA DAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

Penulis: Ayunda H

Bertita Terkini

nyeri postpartum
Manajemen Nyeri Postpartum Lebih Efektif Berkat Health Science Seminar Fikes Umsida
August 30, 2025By
SNIFEST
Perspektif Digital dan Klinis di SNIFEST 2025, Tingkatkan Kolaborasi Multidisiplin untuk Mengatasi TBC
August 23, 2025By
CHS
FIKES CHS Umsida Perluas Akses Layanan Kesehatan Gratis untuk Masyarakat Sidoarjo
August 16, 2025By
SAC
SAC FIKES Umsida di SMA An Nur Malang Buka Wawasan Remaja Soal Reproduksi dan Hidup Sehat
August 14, 2025By
SPINA
SPINA 2025 Ungkap Screening Langkah Preventif Kehamilan Sehat
August 9, 2025By
Evaluasi OSCE Jadi Langkah Nyata Fikes Umsida dalam Menjamin Mutu Lulusan Kebidanan
July 25, 2025By
Pemeriksaan dan Konsultasi
Fikes Umsida Hadirkan Pemeriksaan dan Konsultasi Kesehatan Gratis di CFD Sidoarjo
June 15, 2025By
baik sekali
S1 Kebidanan dan Profesi Bidan Raih Akreditasi Baik Sekali Buktikan Kompetensi dan Profesionalisme
June 10, 2025By

Prestasi

Mannequin acupressure
Inovasi Mannequin Acupressure LED dan Audio, Kebidanan Umsida Tembus Kilab 2025 Kemdikti Saintek
September 5, 2025By
Kespro
Kespro Disabilitas Jadi Sorotan, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan PTMA se-Indonesia
May 7, 2025By
dok istimewah inovasi
Inovasi Laboran Umsida: Manekin Akupresur dengan Indikator LED Lolos Kilab 2024
November 15, 2024By
dok istimewah prestasi
Wisuda dengan Pencapaian Gemilang: Kisah Mahasiswi Kebidanan Umsida dalam Meraih Prestasi Nasional
October 29, 2024By
Menggandeng 2 Mahasiswi MIK, Prodi DIII Kebidanan Menang Lomba Video InfoBidan
April 17, 2019By
Mengenal Lhufi Afriyani, Lulusan Terbaik Prodi DIII Kebidanan Tahun 2018
November 20, 2018By

Riset dan Inovasi

CUES TO ACTION
Mengatasi Hambatan dan Memaksimalkan Cues to Action dan Dukungan Posyandu Kunci Partisipasi Orang Tua yang Lebih Aktif
September 11, 2025By
Buah Naga
Prebiotik Buah Naga Menjaga Keseimbangan Mikrobiota Mulut Selama Masa Kehamilan
August 27, 2025By
Olahraga
Olahraga Teratur Terbukti Efektif Mengurangi Dismenorea pada Remaja Putri
July 31, 2025By
daun kersen
Keunggulan Ekstrak Daun Kersen sebagai Antidiabetes Herbal yang Aman dan Efektif
July 13, 2025By
Hiperemesis Gravidarum
Keunggulan Penelitian Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil
July 7, 2025By
Gula darah
Lebih Stabil untuk Gula Darah, Kebidanan Umsida Ungkap Suntik Kombinasi Jadi Pilihan Aman Kontrasepsi
July 1, 2025By
asupan zat gizi
Pentingnya Asupan Zat Besi untuk Remaja Putri Hindari Anemia dan Dismenore
June 30, 2025By
Lavender
Kebidanan Umsida Ungkap Bukti Ilmiah Lavender sebagai Terapi Nonfarmakologis Dismenorea
June 25, 2025By