kebidanan.umsida.ac.id– Kompetensi mahasiswa profesi kebidanan Umsida terus diperkuat melalui pembekalan praktik sebelum terjun ke dunia kerja. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) mengadakan pembekalan praktik profesi kebidanan bagi mahasiswa semester 2 Program Profesi Kebidanan pada 6 Februari 2025 di Gedung Kuliah Bersama (GKB) 2 Kampus 1 Umsida
Acara ini bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman menyeluruh mengenai tahapan praktik selama dua bulan di puskesmas. Dengan pembekalan ini, diharapkan mahasiswa lebih siap dalam mengasah kompetensi kebidanan, mulai dari praktik klinik, pelayanan komunitas, hingga persiapan menghadapi Ujian Kompetensi Nasional (UKOM). Bagaimana sistem praktik ini dijalankan dan target kompetensi yang harus dicapai? Simak ulasannya berikut ini!
Baca Juga: 8 Fakta Menarik tentang Anemia dan Dismenore pada Remaja: Penyebab dan Solusinya

Mahasiswa profesi kebidanan Umsida akan menjalani praktik selama 2 (dua) bulan di dua puskesmas, yaitu Puskesmas Wonoayu dan Puskesmas Sukodono. Pada pertemuan pembekalan, dosen pembimbing menjelaskan kalender akademik semester 2, yang mencakup berbagai topik penting yang akan dipelajari dan diterapkan di lapangan
kompetensi utama yang harus dicapai mahasiswa selama praktik di puskesmas meliputi:
– Pelayanan kesehatan remaja dan pranikah
– Menopause dan kesehatan reproduksi wanita
– Program Keluarga Berencana (KB)
– Pelayanan kesehatan ibu dan balita
Selain praktik klinik di puskesmas, mahasiswa profesi kebidanan juga akan menjalani praktik manajemen kebidanan dan praktik komunitas. Praktik komunitas ini hampir sama dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN), tetapi khusus bagi mahasiswa kesehatan dan kebidanan yang difokuskan pada peningkatan kesehatan ibu dan anak di masyarakat.
Setelah menyelesaikan praktik, mahasiswa akan menghadapi Ujian OSCE (Objective Structured Clinical Examination) dan Ujian Kompetensi Nasional (UKOM) sebagai syarat kelulusan. Oleh karena itu, pada pembekalan ini, mahasiswa diberikan arahan mengenai laporan individu dan kelompok, presentasi kasus, serta persiapan administrasi untuk herregistrasi mahasiswa profesi kebidanan.
Dosen pembimbing, Hesty Widowati, S.Keb., Bd., M.Keb, menekankan bahwa mahasiswa harus selalu menjaga etika dan sikap profesional selama praktik. “Mahasiswa harus mengikuti arahan dan tidak boleh menolak tugas dari lahan praktik,” tegasnya.
Target Kompetensi dan Metode Pembelajaran Selama Praktik Profesi Kebidanan
Selama praktik profesi di puskesmas, mahasiswa harus mencapai beberapa target kompetensi yang telah ditentukan. Beberapa tugas utama yang harus dipenuhi oleh mahasiswa antara lain:
– Menulis SOAP (Subjective, Objective, Assessment, and Plan)
– Menyusun laporan komprehensif kasus pasien
– Melakukan presentasi kasus klinis
– Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan
Mahasiswa wajib melakukan minimal tiga kali penyuluhan, dengan materi mencakup:
1. Keluarga Berencana (KB)
2. Pra Konsepsi (Perencanaan Kehamilan)
3. Menopause
Selain itu, mahasiswa juga diwajibkan untuk melakukan jurnal reading sebagai bagian dari metode pembelajaran berbasis bukti (evidence-based learning). Dengan membaca dan menganalisis jurnal ilmiah, mahasiswa dapat memahami cara penanganan pasien berdasarkan penelitian terkini.
Mahasiswa juga akan mendapatkan bimbingan langsung dari Clinical Instructor (CI) dan dosen pembimbing. Pembimbing akan memberikan metode pembelajaran “bedside teaching”, yaitu mengajarkan tindakan kebidanan langsung di depan pasien dengan panduan profesional. Selain itu, mahasiswa juga dilatih dalam keterampilan komunikasi dan edukasi kesehatan kepada pasien.
Untuk memastikan ketercapaian target praktik, supervisi dilakukan setiap satu minggu sekali oleh dosen pembimbing. Evaluasi dilakukan dalam dua tahap, yaitu evaluasi formatif dan sumatif, yang bertujuan untuk mengukur kemajuan dan kompetensi mahasiswa dalam menjalankan praktiknya.
Praktik profesi kebidanan di puskesmas bukan hanya sekadar menerapkan teori yang telah dipelajari di bangku kuliah, tetapi juga sebagai latihan bagi mahasiswa untuk menghadapi tantangan di dunia kerja yang sesungguhnya. Berbeda dengan praktik di rumah sakit yang lebih berorientasi pada pelayanan medis, praktik di puskesmas lebih banyak berfokus pada pelayanan preventif dan promotif, terutama dalam kesehatan ibu dan anak.
Dosen pembimbing, Hesty Widowati, S.Keb., Bd., M.Keb, menyampaikan harapannya kepada mahasiswa profesi kebidanan agar dapat menjalani praktik dengan baik dan mencapai target kompetensi yang telah ditentukan. “Harapan kami adalah praktik berjalan lancar tanpa hambatan, mahasiswa dapat mencapai kompetensi yang telah ditetapkan, serta semakin kompeten baik dalam hard skill maupun soft skill,” ujarnya.
Selain keterampilan teknis dalam menangani pasien, mahasiswa juga dituntut untuk mengembangkan soft skill seperti komunikasi yang baik, empati terhadap pasien, serta keterampilan konseling dalam menangani berbagai kasus kebidanan.
“Mahasiswa harus mampu menangani pasien dari berbagai latar belakang dengan berbagai kondisi kesehatan yang berbeda. Oleh karena itu, soft skill dalam komunikasi dan konseling sangat penting dalam praktik profesi ini,” tambahnya.
Baca Juga: Fikes Umsida & STIKES Santa Elisabeth Bangun Kerjasama Pendidikan Kesehatan
Dengan adanya pembekalan praktik profesi bidan ini, Umsida berharap mahasiswanya lebih siap untuk menghadapi dunia kerja sebagai bidan profesional yang kompeten dan berintegritas. Dengan bekal pengalaman praktik di puskesmas, mahasiswa akan memiliki pemahaman lebih mendalam tentang pelayanan kebidanan di tingkat komunitas serta siap menghadapi ujian kompetensi nasional.