Fikes.Umsida.ac.id – Tim KILAB S1 Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) mencuri perhatian dalam Program Karya Inovasi Laboran 2025. Tim KILAB berhasil lolos Program Karya Inovasi Laboran (Kilab) 2025 Kemdikti Saintek dengan inovasi “Mannequin Acupressure Point with LED and Sound Indicator Type 2” yang dirancang sebagai media pembelajaran praktikum akupresur.
Baca Juga: Penanganan Nyeri Postpartum, Fikes Umsida Gelar Health Science Seminar Kenalkan Neuromuscular Taping
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa laboran juga mampu berinovasi dan memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kualitas pendidikan di laboratorium kebidanan.
KILAB 2025 : Inovasi Mannequin Acupressure dengan LED dan Audio Indicator

Mengusung tema “Rancang Bangun Mannequin Acupressure Point with LED and Sound Indicator Type 2 sebagai Media Pembelajaran Praktikum Akupresur dalam Kebidanan”, tim KILAB mengembangkan alat yang menggunakan sistem elektronika dasar.
Mannequin ini dilengkapi titik akupresur di sepanjang lengan, dengan indikator LED dan suara. Jika titik yang ditekan benar, lampu hijau menyala; jika salah, lampu merah menyala.
Ketua tim, Iid Putri Zulaida S Tr Keb, mengungkapkan kegembiraannya, “Tentunya senang sekali karena ini merupakan kesempatan kedua, kesempatan pertama sebelumnya pada tahun 2024. Alhamdulillah tahun 2025 bisa berkesempatan melanjutkan pengembangan inovasi.”
Menurut Iid, pencapaian ini bukan hanya membanggakan bagi diri sendiri, tetapi juga bagi anggota tim dan institusi, khususnya Prodi S1 Kebidanan Fikes Umsida.
“Ini menjadi inspirasi bagi teman laboran lainnya agar bisa meningkatkan mutu dan kualitas diri, sekaligus mendukung visi prodi untuk menjadi unggul dan inovatif,” tambahnya.
Metode yang diterapkan dalam pengembangan Mannequin Acupressure ini meliputi pembuatan desain rancangan, persiapan alat dan komponen, pembuatan alat, hingga pengujian alat. Dengan sistem elektronika dasar, tim mampu membuat prototype yang akurat dan dapat digunakan sebagai media pembelajaran interaktif.
Kolaborasi Tim dan Dukungan Dosen Pendamping
Keunggulan tim KILAB dibanding tim lain terletak pada pemilihan isu yang relevan: kebutuhan prasarana alat pendukung praktikum akupresur di laboratorium kebidanan Umsida, yang mungkin belum dikembangkan di perguruan tinggi lain.
Dalam prosesnya, tim bekerja sama dengan Program Studi Teknik Elektro, khususnya Muhammad Nuruzzaman, ST, dari Universitas Muhammadiyah Surakarta, untuk mendukung realisasi prototipe manekin.
Iid menjelaskan, “Proses kerja sama dengan PT lain melalui jejaring sangat membantu. Kami berkomunikasi melalui WhatsApp dengan laboran Elektro UM Surakarta untuk membahas maksud dan tujuan kolaborasi bersama dalam program KILAB ini.”
Salah satu tantangan terbesar adalah mencari anggota tim sesuai peraturan yang mengharuskan adanya anggota dari luar prodi, serta menemukan anggota yang aktif mendukung realisasi prototipe Mannequin Acupressure.
Selain itu, peran dosen pendamping sangat penting dalam kelancaran proyek Mannequin Acupressure, yakni Hesty Widowati S Keb Bd M Keb.
“Dosen pendamping mempunyai peranan besar dalam proses diskusi serta konsultasi. Beliau pernah menjadi kepala laboratorium, sekarang menjadi sekprodi Kebidanan, sehingga lebih berpengalaman dalam mengetahui kebutuhan lab dan keunggulan prodi.”
Selama penyusunan proposal, tim mengunggah semua dokumen, mulai dari isian proposal, dokumen kesehatan, hingga data keuangan di kompetensi Dikti, didukung dengan diskusi tim dan dosen pendamping, serta referensi jurnal yang relevan untuk mendukung teori yang diajukan.
Manfaat, Inovasi, dan Rencana Pengembangan Kedepan
Mannequin Acupressure ini memberikan manfaat yang luas. Dengan indikator LED dan audio, mahasiswa bisa belajar lebih interaktif, sementara fitur audio juga mendukung inklusivitas bagi mahasiswa dengan disabilitas. Jika titik yang ditekan salah, lampu merah dan suara akan menunjukkan kesalahan; jika benar, lampu hijau menyala dan audio memberi konfirmasi.
Iid Putri Zulaida menambahkan, “Versi 2.0 yang belum kami coba adalah rencana pengembangan di dunia industri. Kami akan mencari perusahaan penyedia Mannequin Acupressure untuk mewujudkan impian ini, dan membahas lebih lanjut dengan pimpinan Fikes.”
Selain inovasi teknis, pengalaman ini menjadi pembelajaran berharga bagi mahasiswa. Iid menegaskan, “Ayoklah kita hidup cuma sekali, apalagi bagi mahasiswa muda, semangat berkarya pastinya lebih besar potensinya, dan saya yakin ide-idenya masih sangat bagus dengan peran kemajuan teknologi.”
Timeline KILAB sendiri berjalan dari September hingga November 2025, meliputi finishing buku bunga rampai, diseminasi perguruan tinggi dan nasional, serta pelaporan akhir.
Baca Juga: FIKES CHS Umsida Perluas Akses Layanan Kesehatan Gratis untuk Masyarakat Sidoarjo
Keberhasilan Tim KILAB S1 Kebidanan Fikes Umsida lolos Program Karya Inovasi Laboran 2025 dengan inovasi Mannequin Acupressure Point with LED and Sound Indicator menjadi bukti nyata kemampuan mahasiswa laboran untuk berinovasi.
Kolaborasi lintas prodi, pendampingan dosen yang berpengalaman, serta penguasaan teknologi membuat inovasi ini tidak hanya bermanfaat sebagai media pembelajaran, tetapi juga berpotensi dikembangkan ke industri. Prestasi ini sekaligus menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk meningkatkan kreativitas, kompetensi, dan kontribusi nyata terhadap kualitas pendidikan di laboratorium Kebidanan Umsida.
Sumber: Iid Putri Zulaida
Penulis: Novia