Pada tanggal 12 Februari 2022, tim pengabdian masyarakat dari Program Studi Pendidikan Profesi Bidan dan Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (TLM Fikes Umsida) menyelenggarakan pelatihan bagi kader posyandu di Desa Ketimang, Kecamatan Wonoayu. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan anak melalui deteksi dini perkembangan balita. Fokus utama pelatihan ini adalah penggunaan Kuisioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP) yang dirancang untuk membantu para kader dalam mengidentifikasi perkembangan anak yang tidak sesuai dengan usia mereka pada, Rabu (04/09/2024).
Kegiatan ini lahir dari hasil survei yang menunjukkan bahwa selama ini, kegiatan posyandu di Desa Ketimang lebih banyak terfokus pada pemantauan pertumbuhan anak melalui penimbangan berat badan, sementara aspek perkembangan anak seperti motorik halus, motorik kasar, kemampuan bicara dan bahasa, serta aspek sosial dan kemandirian belum mendapatkan perhatian yang memadai. Faktor utama yang menyebabkan hal ini adalah keterbatasan pengetahuan para kader tentang pentingnya pemantauan perkembangan anak, serta kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelatihan yang sesuai. Selain itu, bidan desa yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang padat belum sempat melatih kader secara rutin dalam mendeteksi perkembangan anak balita.
Menghadapi situasi tersebut, tim pengabdian masyarakat Umsida menawarkan solusi berupa pelatihan kader yang difokuskan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam mendeteksi perkembangan anak. Pelatihan ini dilaksanakan di rumah ketua kader posyandu dan diikuti oleh 17 kader kesehatan. Selain para kader, kegiatan ini juga dihadiri oleh kepala desa dan bidan desa setempat. Tim pengabdian masyarakat menyusun pelatihan ini dengan pendekatan yang komprehensif, mulai dari pemberian materi teoretis hingga praktik langsung di lapangan.
Pelatihan Pada Anak
Pada tahap awal, para kader diberikan materi tentang pentingnya pemantauan perkembangan anak. Mereka diperkenalkan dengan konsep pertumbuhan dan perkembangan anak, serta perbedaan antara keduanya. Pertumbuhan anak diukur dari peningkatan berat dan tinggi badan, sedangkan perkembangan anak melibatkan peningkatan keterampilan motorik, kemampuan bicara, serta aspek sosial dan kemandirian. Tim pengabdian juga memperkenalkan alat KPSP yang menjadi instrumen utama dalam pelatihan ini. KPSP digunakan untuk mengukur empat komponen perkembangan anak, yaitu motorik halus, motorik kasar, kemampuan bicara dan bahasa, serta aspek sosial.
Selama pelatihan, para kader diajak untuk memahami bagaimana menggunakan KPSP, termasuk bagaimana menginterpretasikan hasil skrining yang diperoleh. Jika hasil skrining menunjukkan adanya keterlambatan perkembangan, para kader diajarkan untuk segera merujuk anak tersebut ke tenaga kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Selain itu, pelatihan ini juga melibatkan simulasi dan praktik langsung menggunakan KPSP, sehingga para kader dapat lebih memahami aplikasi instrumen ini di lapangan.
Sebelum pelatihan dimulai, tim pengabdian melakukan evaluasi awal untuk mengetahui tingkat pengetahuan kader tentang deteksi perkembangan anak. Dari hasil pretest yang dilakukan, diketahui bahwa 58,9% kader memiliki pengetahuan yang tergolong kurang tentang deteksi perkembangan anak, sementara 41,1% lainnya memiliki pengetahuan yang baik. Setelah pelatihan, evaluasi kembali dilakukan untuk mengukur sejauh mana peningkatan pengetahuan para kader. Hasil posttest menunjukkan peningkatan yang signifikan, di mana 58,9% kader memiliki pengetahuan baik, dan 41,1% lainnya memiliki pengetahuan yang sangat baik. Rata-rata skor pengetahuan kader meningkat dari 56 sebelum pelatihan menjadi 77 setelah pelatihan.
Peningkatan pengetahuan ini sangat penting mengingat peran kader sebagai ujung tombak dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagai bagian dari posyandu, kader bertanggung jawab untuk melakukan pendataan balita, penimbangan, serta pencatatan hasil pemantauan kesehatan anak. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mendeteksi perkembangan anak, para kader diharapkan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam mencegah dan menangani masalah perkembangan anak, termasuk stunting, di lingkungan mereka.
Setelah pelatihan selesai, kegiatan ini dilanjutkan dengan pendampingan praktik langsung di posyandu pada tanggal 11 Maret 2022. Tim pengabdian mendampingi para kader dalam melakukan deteksi perkembangan balita di posyandu dengan menggunakan KPSP. Hasil dari kegiatan pendampingan ini menunjukkan bahwa para kader mampu menerapkan pengetahuan yang mereka peroleh selama pelatihan dengan baik. Mereka berhasil melakukan deteksi perkembangan balita dan memberikan informasi yang tepat kepada orang tua balita mengenai kondisi perkembangan anaknya. Selain itu, kader juga memberikan motivasi kepada orang tua untuk terus melakukan stimulasi perkembangan anak di rumah, terutama bagi anak-anak yang perkembangannya masih memerlukan perhatian lebih.
Baca juga: Mahasiswa KKN Alternatif Berikan Inovasi PMT Dengan Bahan Kearifan Lokal
Keberhasilan pelatihan ini tidak hanya dilihat dari peningkatan pengetahuan para kader, tetapi juga dari antusiasme dan partisipasi aktif mereka selama kegiatan berlangsung. Para kader menunjukkan kooperatif dan bersemangat dalam mengikuti setiap sesi pelatihan, mulai dari ceramah, tanya jawab, hingga simulasi. Hal ini menunjukkan bahwa pelatihan semacam ini sangat dibutuhkan dan diharapkan dapat dilakukan secara rutin untuk terus meningkatkan kapasitas para kader dalam memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada masyarakat.
Pada akhirnya, pelatihan kader ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi permasalahan pemantauan perkembangan anak di Desa Ketimang. Dengan adanya peningkatan pengetahuan dan keterampilan para kader, diharapkan kegiatan posyandu dapat berjalan lebih optimal dalam mendeteksi perkembangan anak, sehingga apabila ditemukan adanya keterlambatan perkembangan, dapat segera dilakukan tindakan yang tepat. Selain itu, keberhasilan pelatihan ini juga menunjukkan pentingnya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah desa dan tenaga kesehatan, dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat.
Sebagai penutup, tim pengabdian masyarakat UMSIDA menyampaikan terima kasih kepada Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo yang telah memberikan dukungan dana untuk pelaksanaan kegiatan ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada kepala desa, bidan desa, serta seluruh kader posyandu Desa Ketimang yang telah berperan aktif dan mendukung pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini.
Penulis: Ayunda h