CUES TO ACTION

Mengatasi Hambatan dan Memaksimalkan Cues to Action dan Dukungan Posyandu Kunci Partisipasi Orang Tua yang Lebih Aktif

Fikes.Umsida.ac.id– Partisipasi orang tua dalam Posyandu setelah imunisasi dasar lengkap masih menghadapi tantangan. Penelitian Program Studi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengungkap bahwa meski sebagian besar hambatan yang dirasakan orang tua rendah, faktor dukungan dan cues to action berperan penting dalam mendorong kunjungan.

Baca Juga: Kebidanan Umsida Sukses Lolos Kilab 2025 Kemdikti Saintek dengan Mannequin Akupresur Inovatif Berindikator LED dan Audio

“Dorongan dari kader, keluarga, serta pengingat jadwal menjadi pemicu yang efektif, meski secara statistik belum signifikan,” jelas peneliti.

Hambatan dalam Kunjungan Posyandu
CUES TO ACTION
Sumber: AI

Hasil riset menunjukkan sebagian besar responden (90,2 persen) berada pada kategori hambatan rendah. Artinya, mayoritas orang tua tidak merasakan kendala besar untuk datang ke Posyandu.

“Faktor jarak bukan lagi hambatan karena 75,4 persen responden tinggal kurang dari 1 kilometer dari Posyandu,” ungkap peneliti.

Namun, hambatan non-fisik seperti kurangnya informasi atau rendahnya kesadaran masih menjadi tantangan. Beberapa responden mengeluhkan antrian tidak teratur, fasilitas yang kurang memadai, dan layanan imunisasi yang sesekali tidak lengkap. Meski jumlahnya kecil, hal ini tetap dapat memengaruhi persepsi orang tua terhadap kualitas layanan.

Menurut penelitian, hambatan yang dirasakan tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan partisipasi orang tua (p = 0,082; r = -0,243).

Meski demikian, nilai korelasi negatif menunjukkan kecenderungan: semakin rendah hambatan yang dirasakan, semakin besar kemungkinan orang tua hadir. Hal ini menegaskan pentingnya menjaga kualitas layanan dan memastikan akses informasi berjalan optimal.

Dukungan Keluarga dan Peran Kader

Dukungan dari keluarga dan kader menjadi faktor penting yang memperkuat partisipasi. Riset menunjukkan 100 persen responden mengaku mendapatkan dukungan keluarga untuk hadir ke Posyandu.

“Kehadiran suami, kakek-nenek, atau saudara yang ikut serta mendukung kunjungan menjadi energi tambahan bagi para ibu,” kata peneliti.

Selain keluarga, kader Posyandu memegang peran kunci. Data menunjukkan 93,4 persen responden memperoleh informasi tentang jadwal Posyandu dari kader.

Peran ini menjadikan kader sebagai ujung tombak dalam mengedukasi, mengingatkan, sekaligus memotivasi orang tua.

Dukungan tersebut sejalan dengan temuan lain bahwa sebagian besar responden (90,2 persen) menilai Posyandu sangat penting. “Kesadaran tinggi ini perlu terus dirawat dengan komunikasi aktif antara kader dan orang tua,” jelas peneliti. Dengan dukungan yang kuat, hambatan yang kecil dapat semakin diminimalisasi.

Peran Cues to Action dalam Meningkatkan Partisipasi

Faktor cues to action atau isyarat untuk bertindak juga menjadi perhatian dalam riset ini. Sebanyak 72,1 persen responden berada dalam kategori tinggi pada aspek cues to action, menandakan bahwa dorongan dari luar masih sangat berpengaruh.

“Peringatan jadwal, penyuluhan kader, maupun kampanye kesehatan menjadi pemicu yang membuat orang tua hadir,” papar peneliti.

Meski belum signifikan secara statistik (p = 0,062; r = 0,252), nilai korelasi positif menunjukkan adanya potensi besar. Peneliti menegaskan bahwa intervensi berupa reminder digital, seperti SMS atau aplikasi Posyandu, bisa memperkuat efek ini.

“Jika pengingat jadwal dikombinasikan dengan edukasi manfaat, maka tingkat partisipasi dapat meningkat,” tambahnya.

Penguatan cues to action sejalan dengan rekomendasi penelitian terdahulu yang menekankan pentingnya inovasi digital. Misalnya, pesan otomatis kepada orang tua yang jarang hadir atau kampanye edukasi di media sosial untuk mengingatkan manfaat Posyandu pasca-imunisasi dasar.

Dengan strategi ini, Posyandu tidak hanya menjadi tempat layanan kesehatan, tetapi juga ruang edukasi dan penguatan kesadaran kolektif.

Baca Juga: Perspektif Digital dan Klinis di SNIFEST 2025, Tingkatkan Kolaborasi Multidisiplin untuk Mengatasi TBC

Penelitian Kebidanan Umsida menegaskan bahwa hambatan dalam kunjungan Posyandu relatif rendah, sementara dukungan keluarga dan kader terbukti sangat kuat.

Peran cues to action meski belum signifikan, tetap menjanjikan sebagai pemicu yang dapat diperkuat melalui intervensi digital dan komunikasi intensif.

“Dengan meminimalisasi hambatan, memaksimalkan dukungan, dan mengoptimalkan cues to action, Posyandu dapat menjadi pusat layanan kesehatan anak yang lebih diminati orang tua,” simpul peneliti.

Melalui strategi ini, branding Posyandu sebagai layanan kesehatan berbasis komunitas tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang menjadi model pelayanan kesehatan masyarakat yang berkelanjutan.

Sumber: Evi Rinata

Penulis: Novia

Bertita Terkini

nyeri postpartum
Manajemen Nyeri Postpartum Lebih Efektif Berkat Health Science Seminar Fikes Umsida
August 30, 2025By
SNIFEST
Perspektif Digital dan Klinis di SNIFEST 2025, Tingkatkan Kolaborasi Multidisiplin untuk Mengatasi TBC
August 23, 2025By
CHS
FIKES CHS Umsida Perluas Akses Layanan Kesehatan Gratis untuk Masyarakat Sidoarjo
August 16, 2025By
SAC
SAC FIKES Umsida di SMA An Nur Malang Buka Wawasan Remaja Soal Reproduksi dan Hidup Sehat
August 14, 2025By
SPINA
SPINA 2025 Ungkap Screening Langkah Preventif Kehamilan Sehat
August 9, 2025By
Evaluasi OSCE Jadi Langkah Nyata Fikes Umsida dalam Menjamin Mutu Lulusan Kebidanan
July 25, 2025By
Pemeriksaan dan Konsultasi
Fikes Umsida Hadirkan Pemeriksaan dan Konsultasi Kesehatan Gratis di CFD Sidoarjo
June 15, 2025By
baik sekali
S1 Kebidanan dan Profesi Bidan Raih Akreditasi Baik Sekali Buktikan Kompetensi dan Profesionalisme
June 10, 2025By

Prestasi

Mannequin acupressure
Inovasi Mannequin Acupressure LED dan Audio, Kebidanan Umsida Tembus Kilab 2025 Kemdikti Saintek
September 5, 2025By
Kespro
Kespro Disabilitas Jadi Sorotan, Mahasiswa Kebidanan Fikes Umsida Raih Juara 2 Lomba Poster Kesehatan PTMA se-Indonesia
May 7, 2025By
dok istimewah inovasi
Inovasi Laboran Umsida: Manekin Akupresur dengan Indikator LED Lolos Kilab 2024
November 15, 2024By
dok istimewah prestasi
Wisuda dengan Pencapaian Gemilang: Kisah Mahasiswi Kebidanan Umsida dalam Meraih Prestasi Nasional
October 29, 2024By
Menggandeng 2 Mahasiswi MIK, Prodi DIII Kebidanan Menang Lomba Video InfoBidan
April 17, 2019By
Mengenal Lhufi Afriyani, Lulusan Terbaik Prodi DIII Kebidanan Tahun 2018
November 20, 2018By

Riset dan Inovasi

Buah Naga
Prebiotik Buah Naga Menjaga Keseimbangan Mikrobiota Mulut Selama Masa Kehamilan
August 27, 2025By
Olahraga
Olahraga Teratur Terbukti Efektif Mengurangi Dismenorea pada Remaja Putri
July 31, 2025By
daun kersen
Keunggulan Ekstrak Daun Kersen sebagai Antidiabetes Herbal yang Aman dan Efektif
July 13, 2025By
Hiperemesis Gravidarum
Keunggulan Penelitian Faktor Risiko Hiperemesis Gravidarum pada Ibu Hamil
July 7, 2025By
Gula darah
Lebih Stabil untuk Gula Darah, Kebidanan Umsida Ungkap Suntik Kombinasi Jadi Pilihan Aman Kontrasepsi
July 1, 2025By
asupan zat gizi
Pentingnya Asupan Zat Besi untuk Remaja Putri Hindari Anemia dan Dismenore
June 30, 2025By
Lavender
Kebidanan Umsida Ungkap Bukti Ilmiah Lavender sebagai Terapi Nonfarmakologis Dismenorea
June 25, 2025By
Pijat
Sentuhan Hangat dan Pijatan Lembut, Rahasia Redakan Nyeri Persalinan
June 18, 2025By