Kebidanan.umsida.ac.id – Menyusui adalah proses alami yang memberikan banyak manfaat bagi bayi dan ibu. Namun, tidak semua ibu dapat melakukannya dengan teknik yang benar. Studi dari RSUD Sidoarjo ini mengungkapkan berbagai faktor yang memengaruhi keberhasilan menyusui, termasuk usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan kondisi kesehatan ibu. Dengan pemahaman yang lebih baik, kita dapat meningkatkan kualitas pemberian ASI eksklusif di Indonesia, yang saat ini masih jauh dari target nasional.
Baca juga: 8 Tips Praktis untuk Menyusui dengan Benar: Rahasia Kesuksesan ASI Eksklusif
Rendahnya Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia hanya mencapai 30,2%, jauh di bawah target nasional sebesar 80%. Rendahnya angka ini menjadi perhatian serius karena bayi yang tidak diberi ASI memiliki risiko 6–10 kali lebih tinggi untuk meninggal pada beberapa bulan pertama kehidupannya.
Teknik Menyusui yang Benar
Teknik menyusui yang benar melibatkan posisi tubuh ibu dan bayi yang sesuai, perlekatan bayi ke payudara yang tepat, serta keefektifan hisapan bayi. Ketiga indikator ini sangat penting untuk memastikan keberhasilan menyusui dan kelancaran produksi ASI.
Penelitian di RSUD Sidoarjo
Penelitian ini menggunakan metode analitik cross-sectional dan melibatkan 140 ibu menyusui dari total populasi 208 orang di RSUD Sidoarjo. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan catatan medis, kemudian dianalisis menggunakan uji chi-square. Berikut adalah beberapa temuan utama:
1. Hubungan Usia dengan Teknik Menyusui
Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara usia ibu dengan teknik menyusui (posisi dan perlekatan). Namun, ibu berusia 20–35 tahun lebih cenderung memiliki posisi dan perlekatan yang baik dibandingkan dengan ibu yang lebih muda atau lebih tua. Faktor lain, seperti pengalaman menyusui, turut memengaruhi keberhasilan ini.
2. Paritas sebagai Faktor Penting
Ibu multipara (memiliki lebih dari satu anak) menunjukkan kemampuan menyusui dengan posisi dan perlekatan yang lebih baik dibandingkan ibu primipara (anak pertama). Pengalaman menyusui sebelumnya memberikan gambaran dan pengetahuan praktis yang membantu proses menyusui.
3. Pendidikan Meningkatkan Pemahaman
Pendidikan ibu memiliki hubungan signifikan dengan teknik menyusui. Ibu dengan pendidikan tinggi lebih cenderung memahami informasi yang diberikan oleh tenaga kesehatan dan menerapkannya dalam menyusui. Sebaliknya, ibu dengan pendidikan rendah sering kali membutuhkan bimbingan lebih intensif untuk mencapai teknik menyusui yang benar.
4. Pengaruh Status Pekerjaan
Tidak ditemukan hubungan antara status pekerjaan dengan posisi menyusui, tetapi ada hubungan dengan perlekatan bayi ke payudara. Ibu yang tidak bekerja lebih sering memiliki perlekatan yang baik karena memiliki lebih banyak waktu untuk mempelajari dan mempraktikkan teknik menyusui.
5. Masalah Payudara dan Dampaknya
Masalah payudara, seperti puting lecet atau mastitis, memengaruhi perlekatan bayi tetapi tidak secara signifikan memengaruhi posisi menyusui. Penyuluhan mengenai cara menangani masalah payudara menjadi penting agar ibu tetap dapat menyusui dengan nyaman.
6. Usia Gestasi dan Berat Badan Bayi
Bayi dengan usia gestasi ≥37 minggu dan berat badan ≥2500 gram lebih cenderung memiliki perlekatan dan keefektifan hisapan yang baik. Namun, bayi prematur atau dengan berat badan rendah sering kali menghadapi tantangan dalam menyusui karena refleks hisapan yang belum sempurna.
Studi ini menyarankan pentingnya peran tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi dan bimbingan kepada ibu menyusui. Pelatihan mengenai posisi menyusui, perlekatan yang benar, dan cara menangani masalah umum harus menjadi prioritas. Selain itu, fasilitas di rumah sakit juga perlu mendukung, seperti menyediakan kursi menyusui yang nyaman.
Keberhasilan menyusui tidak hanya ditentukan oleh faktor individu, seperti usia atau pendidikan, tetapi juga oleh dukungan lingkungan dan fasilitas kesehatan. Dengan memahami dan mengatasi berbagai faktor yang memengaruhi, kita dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif dan memberikan awal kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Berita ini menjadi pengingat akan pentingnya menyusui dengan teknik yang benar dan kolaborasi semua pihak untuk mendukung ibu menyusui, baik di rumah sakit maupun di rumah. Semoga studi ini menjadi pijakan untuk perubahan yang lebih baik dalam pemberian ASI eksklusif di Indonesia.
Sumber: Evi Rinata TEKNIK MENYUSUI POSISI, PERLEKATAN DAN KEEFEKTIFAN MENGHISAP – STUDI PADA IBU MENYUSUI DI RSUD SIDOARJO
Penulis: Ayunda H