Kebidanan.umsida.ac.id – Metode kontrasepsi hormonal telah menjadi pilihan utama bagi perempuan usia subur di Indonesia. Salah satu metode yang paling populer adalah KB suntik 3 bulan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Paramitha Amelia Kusumawardani dan Hanik Machfudloh dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, efek samping berupa spotting (flek atau perdarahan ringan) menjadi perhatian utama dalam kaitannya dengan kelangsungan penggunaan metode ini.
Baca juga: 2 Kunci Utama untuk Lulusan Fikes Umsida: Profesionalitas dan Nilai Keislaman
Penelitian yang dilakukan di PBM Desa Suko, Sidoarjo, bertujuan untuk memahami dampak spotting terhadap keputusan akseptor dalam melanjutkan atau menghentikan penggunaan KB suntik 3 bulan. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang temuan dan rekomendasi dari penelitian tersebut.
Program Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya nasional untuk mengendalikan angka kelahiran dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. KB suntik 3 bulan, yang mengandung progestin, menjadi pilihan favorit karena kemudahan penggunaannya dan efektivitas tinggi dalam mencegah kehamilan. Berdasarkan data Riskesdas 2018, metode ini digunakan oleh 42,4% perempuan yang memilih kontrasepsi hormonal.
Namun, seperti metode hormonal lainnya, KB suntik 3 bulan memiliki sejumlah efek samping, termasuk spotting. Penelitian ini berfokus pada efek samping tersebut untuk memahami pengaruhnya terhadap kelangsungan penggunaan KB suntik 3 bulan.
Temuan Penelitian Pada KB
Penelitian melibatkan 31 akseptor KB suntik 3 bulan yang mengalami spotting. Berikut adalah temuan utama dari penelitian tersebut:
1. Frekuensi Spotting
Hampir semua akseptor melaporkan mengalami spotting. Sebanyak 83,87% menyatakan bahwa spotting terjadi sesekali, sedangkan 16,12% melaporkan spotting sering terjadi. Spotting biasanya berupa perdarahan ringan yang tidak teratur dan dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi sebagian pengguna.
2. Kelangsungan Penggunaan KB
Sebagian besar akseptor (74,19%) tetap melanjutkan penggunaan KB suntik 3 bulan meskipun mengalami spotting. Hanya 25,81% akseptor yang memutuskan untuk berhenti menggunakan metode ini. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pengguna tetap mempertahankan metode kontrasepsi ini meskipun menghadapi efek samping.
3. Hubungan Spotting dengan Kelangsungan Penggunaan
Melalui analisis statistik menggunakan uji Chi-Kuadrat, penelitian ini menemukan bahwa spotting tidak memiliki hubungan signifikan dengan keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan penggunaan KB suntik 3 bulan. Hasil ini menegaskan bahwa spotting bukan faktor utama yang memengaruhi kelangsungan penggunaan KB.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan KB
Selain spotting, penelitian ini juga mencatat beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi keputusan akseptor dalam menggunakan KB suntik 3 bulan:
- Pengalaman Penggunaan KB
Pengalaman sebelumnya dalam menggunakan KB sangat memengaruhi keputusan akseptor. Pengalaman negatif, seperti efek samping yang berat, dapat menjadi alasan untuk berhenti menggunakan metode ini. Sebaliknya, pengalaman positif dapat mendorong akseptor untuk tetap menggunakan KB. - Peran Suami
Peran suami sebagai pengambil keputusan dalam keluarga sering kali menentukan apakah seorang perempuan melanjutkan atau menghentikan penggunaan KB. Dukungan dari suami sangat penting untuk keberhasilan program KB. - Faktor Sosial dan Ekonomi
Pendidikan, tingkat pengetahuan, dan status sosial memengaruhi pemahaman dan akses terhadap informasi tentang kontrasepsi. Perempuan dengan pendidikan lebih tinggi cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang manfaat dan risiko KB. - Efek Samping Lain
Selain spotting, efek samping seperti perubahan siklus menstruasi, kenaikan berat badan, dan perubahan suasana hati juga dapat memengaruhi keputusan akseptor.
Penelitian ini memberikan beberapa rekomendasi penting untuk meningkatkan kualitas layanan KB suntik 3 bulan, terutama dalam menangani efek samping seperti spotting:
- Edukasi yang Lebih Baik
Tenaga kesehatan perlu memberikan informasi yang lengkap tentang efek samping KB suntik 3 bulan. Edukasi yang baik dapat membantu akseptor memahami dan mengatasi efek samping yang mungkin terjadi. - Konseling Individu
Konseling individu memungkinkan tenaga kesehatan untuk memberikan solusi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi akseptor. Pendekatan ini dapat meningkatkan kepercayaan akseptor terhadap layanan KB. - Peningkatan Layanan
Layanan kontrasepsi perlu ditingkatkan untuk memastikan kenyamanan dan kepercayaan akseptor. Hal ini termasuk peningkatan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani efek samping dan memberikan dukungan yang diperlukan. - Program Sosialisasi yang Lebih Luas
Sosialisasi tentang manfaat dan risiko KB suntik 3 bulan perlu diperluas agar lebih banyak perempuan mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya.
Spotting adalah efek samping yang umum terjadi pada pengguna KB suntik 3 bulan. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa spotting tidak memiliki hubungan signifikan dengan keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan penggunaan KB. Sebagian besar akseptor tetap menggunakan metode ini karena memahami manfaatnya.
Dengan edukasi yang tepat, konseling individu, dan layanan yang lebih baik, diharapkan lebih banyak perempuan dapat menggunakan KB suntik 3 bulan dengan nyaman dan efektif. Penelitian ini memberikan wawasan penting untuk mendukung keberhasilan program Keluarga Berencana di Indonesia dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan.
Sumber: Paramitha Amelia Kusumawardani EFEK SAMPING KB SUNTIK KOMBINASI (SPOTTING) DENGAN KELANGSUNGAN AKSEPTOR KB SUNTIK KOMBINASI
Penulis: Ayunda H