fikes.umsida.ac.id – Kehamilan seharusnya menjadi momen membahagiakan dalam hidup seorang wanita. Namun, bagaimana jika kehamilan itu datang secara tidak terencana, terutama pada ibu dengan riwayat kelahiran yang banyak (multipara).
Baca Juga : Akupresur dan Temulawak Efektif Tingkatkan Nafsu Makan Balita Berdasarkan Penelitian Fikes Umsida
Riset dosen Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Fikes Umsida) mengungkap bahwa kecemasan pada ibu multipara yang menghadapi kehamilan tak terencana sangatlah kompleks, dan dapat memengaruhi kesehatan fisik dan psikologis ibu secara signifikan.
Melalui pendekatan studi kasus pada ibu usia 46 tahun dengan riwayat kehamilan ke-6 (G6P4A1), penelitian ini menemukan bahwa dukungan keluarga, pemantauan medis, dan perubahan sikap positif menjadi faktor penting dalam mengelola kecemasan selama kehamilan yang tidak diharapkan (multipara).
Dampak Psikologis Kehamilan Tak Terencana pada Ibu Multipara
Ibu multipara adalah perempuan yang pernah melahirkan lebih dari satu kali. Dalam kasus kehamilan tak terencana, kelompok ini cenderung mengalami penolakan awal terhadap kehamilan, khususnya karena faktor usia, kelelahan psikologis dari kehamilan sebelumnya, serta pengalaman traumatik seperti keguguran. Riset ini menemukan bahwa subjek mengalami kecemasan sedang dan stres sedang berdasarkan instrumen penilaian DASS-42 (Depression Anxiety Stress Scale).
“Ketika saya tahu sedang hamil lagi, saya takut, saya pikir saya terlalu tua untuk hamil. Saya pernah mengalami keguguran dan saya tidak tahu apakah saya bisa melewati ini lagi,” ujar Mrs. N, responden dalam studi ini.
Kecemasan yang dialami mencakup rasa takut menghadapi persalinan, kekhawatiran tidak dapat membagi kasih sayang secara adil kepada anak-anak lain, dan keraguan terhadap kemampuan fisik menghadapi masa kehamilan yang penuh tantangan. Secara fisiologis, peningkatan hormon progesteron dan adrenalin selama kehamilan memperburuk kondisi emosional, membuat ibu mudah lelah, gelisah, dan emosional.
Strategi Adaptif: Dukungan Sosial, Sikap Positif, dan Pengawasan Medis
Dalam kondisi kehamilan tak terencana, keberadaan sistem dukungan sosial yang kuat terbukti sangat membantu dalam proses penerimaan dan adaptasi ibu. Dalam studi ini, Mrs. N mengungkap bahwa keluarga adalah sumber kekuatan utama yang membantunya melewati masa-masa sulit, terutama pada awal mengetahui kehamilannya.
Perubahan sikap dan pendekatan yang lebih positif terhadap kehamilan secara bertahap juga memberikan dampak terhadap penurunan tingkat kecemasan. Mrs. N mulai rutin kontrol ke dokter spesialis kandungan, mengikuti imunisasi dan pemeriksaan laboratorium, serta menjaga pola hidup sehat.
Pendekatan ini memperlihatkan bahwa kombinasi pendekatan medis, dukungan emosional, dan kesiapan psikologis sangat efektif dalam menstabilkan kondisi mental ibu selama menjalani kehamilan tak terencana.
Implikasi Klinis dan Relevansi Bagi Praktik Kebidanan
Kecemasan ibu hamil, terutama pada kehamilan multipara yang tak direncanakan, tidak boleh dianggap remeh. Studi ini menjadi refleksi penting bagi tenaga kesehatan, terutama bidan, untuk memperkuat pendekatan holistik dalam pelayanan antenatal, dengan memperhatikan aspek psikologis dan sosial pasien, bukan hanya aspek fisik dan medis semata.
Hasil penilaian DASS-42 menunjukkan bahwa walaupun tingkat depresi berada dalam kategori normal, tingkat stres dan kecemasan masuk dalam kategori sedang. Hal ini menunjukkan pentingnya pemantauan psikologis secara kontinu, agar gejala kecemasan tidak berkembang menjadi gangguan yang lebih berat seperti depresi atau gangguan kecemasan kronis.
Kasus Mrs. N menunjukkan bahwa peran keluarga, sikap positif, serta pengawasan medis yang menyeluruh dapat membantu ibu keluar dari kecemasan secara bertahap. Model ini bisa diterapkan dalam pelayanan kebidanan berbasis komunitas, pendidikan calon bidan, serta program pengabdian masyarakat Fikes Umsida.
Hasil riset dosen Fikes Umsida menegaskan bahwa kecemasan pada ibu multipara yang mengalami kehamilan tak terencana merupakan persoalan kompleks yang melibatkan faktor usia, riwayat kehamilan sebelumnya, dan kesiapan mental. Penanganan terbaik membutuhkan sinergi antara dukungan keluarga, pemantauan medis teratur, dan penguatan psikologis melalui pendekatan edukatif dan empatik.
Fikes Umsida melalui riset aplikatif ini kembali menunjukkan komitmennya untuk menjadi pelopor pendidikan kebidanan yang tidak hanya fokus pada teori, tetapi juga pada praktik lapangan berbasis empati, sains, dan solusi nyata bagi masyarakat.
Sumber : Nurul Azizah
Penulis : Novia