Kebidanan.umsida.ac.id – Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Jurnal Analis Kesehatan memberikan wawasan penting tentang metode pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada ibu hamil. Fokus utama penelitian ini adalah membandingkan dua metode populer, yaitu Point of Care Testing (POCT) dan sianmethemoglobin, yang sering digunakan di berbagai fasilitas kesehatan. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi apakah ada perbedaan signifikan antara hasil dari kedua metode tersebut.
Hemoglobin adalah indikator utama dalam mendiagnosis anemia, salah satu kondisi yang sering terjadi pada ibu hamil akibat defisiensi zat besi. Menurut data Riskesdas 2018, prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat drastis dari 37,1% pada 2013 menjadi 48,9% pada 2018. Kondisi ini tidak hanya memengaruhi kesehatan ibu tetapi juga janin, sehingga pemeriksaan hemoglobin yang cepat dan akurat menjadi kebutuhan mendesak dalam upaya pencegahan dan penanganan anemia.
Membandingkan Sampel Kapiler dan Vena
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Puskesmas Sukodono, Sidoarjo, selama periode Maret hingga April 2020. Sebanyak 30 ibu hamil berusia 15–34 tahun dipilih secara purposive random sampling untuk mewakili populasi penelitian. Dua jenis sampel darah dianalisis dalam penelitian ini: darah kapiler yang digunakan pada metode POCT dan darah vena yang digunakan pada metode POCT dan sianmethemoglobin.
Pengukuran kadar hemoglobin pada metode POCT dilakukan dengan alat hemoglobinometer portabel, sedangkan metode sianmethemoglobin menggunakan fotometer. Analisis statistik dilakukan dengan dua pendekatan: uji independent sample t-test untuk membandingkan metode POCT darah kapiler dengan sianmethemoglobin, dan uji paired sample t-test untuk membandingkan metode POCT darah vena dengan sianmethemoglobin.
Keunggulan dan Keterbatasan Metode
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode POCT darah kapiler menghasilkan nilai hemoglobin yang mendekati metode sianmethemoglobin, tanpa perbedaan signifikan secara statistik. Uji independent sample t-test menunjukkan nilai t-hitung 1,543, lebih rendah dari t-tabel 1,672, dengan p-value sebesar 0,128 (>0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa metode POCT kapiler dapat digunakan sebagai alternatif yang cukup andal untuk mengukur hemoglobin.
Sebaliknya, perbandingan antara metode POCT darah vena dengan sianmethemoglobin menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan. Nilai t-hitung sebesar 2,736, lebih tinggi dari t-tabel 1,699, dengan p-value sebesar 0,011 (<0,05), menegaskan adanya perbedaan antara kedua metode ini. Perbedaan ini menunjukkan bahwa metode POCT darah vena cenderung menghasilkan nilai hemoglobin yang lebih tinggi dibandingkan metode sianmethemoglobin.
Dua metode ini memiliki prinsip kerja yang berbeda, yang memengaruhi hasilnya. Metode POCT menggunakan teknologi biosensor yang mendeteksi perubahan potensial listrik dari interaksi hemoglobin dengan elektroda strip, menghasilkan hasil dalam waktu singkat. Di sisi lain, metode sianmethemoglobin melibatkan reaksi kimia kompleks yang mengubah hemoglobin menjadi hemoglobincyanide untuk diukur dengan fotometer. Metode ini dianggap lebih akurat dan merupakan standar internasional yang direkomendasikan oleh WHO.
Implikasi dan Rekomendasi untuk Masa Depan Pada Pemeriksaan Hemoglobin
Temuan penelitian ini memiliki implikasi besar dalam layanan kesehatan, terutama di fasilitas dengan keterbatasan sumber daya. Metode POCT, yang cepat dan mudah digunakan, menjadi pilihan praktis untuk pemeriksaan hemoglobin di daerah terpencil atau fasilitas kesehatan tingkat pertama. Namun, keakuratannya tetap perlu diuji lebih lanjut, terutama dalam konteks penggunaan darah vena.
Peneliti merekomendasikan studi lanjutan yang melibatkan populasi lebih besar dan membandingkan metode POCT dengan metode lainnya. Hal ini penting untuk meningkatkan validitas hasil dan memperkuat basis ilmiah penggunaan POCT dalam pemeriksaan hemoglobin. Selain itu, faktor-faktor seperti stabilitas sampel, lama penyimpanan, dan pengaruh suhu perlu dipertimbangkan untuk meminimalkan potensi kesalahan.
Dengan meningkatnya angka anemia pada ibu hamil, kombinasi metode cepat seperti POCT dan metode akurat seperti sianmethemoglobin dapat menjadi solusi ideal. Ini tidak hanya membantu diagnosis yang lebih efektif tetapi juga memastikan bahwa ibu hamil menerima perawatan tepat waktu untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang kelebihan dan keterbatasan metode pemeriksaan hemoglobin. Metode POCT menawarkan kepraktisan, sementara sianmethemoglobin memberikan akurasi yang lebih tinggi. Kombinasi keduanya dapat menjadi langkah strategis untuk memperbaiki diagnosis anemia, terutama di daerah dengan keterbatasan akses ke fasilitas kesehatan modern.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan ibu dan anak di Indonesia, inovasi alat diagnostik medis harus terus dikembangkan. Dengan implementasi yang tepat, ibu hamil dapat mendapatkan perawatan yang lebih baik, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas kesehatan generasi mendatang.
Sumber: Evi Rinata Perbedaan Hasil Pemeriksaan Hemoglobin Antara Metode Point of Care Testing Dengan Metode Sianmethemoglobin Pada Ibu Hamil
Penulis: Ayunda H