Kebidanan.umsida.ac.id – KB suntik kombinasi telah menjadi salah satu metode kontrasepsi hormonal yang paling banyak digunakan oleh perempuan Indonesia. Data Riskesdas 2018 mencatat bahwa 42,4% perempuan usia subur memilih metode ini karena kepraktisannya—dengan hanya satu suntikan setiap tiga bulan dan efektivitas tinggi dalam mencegah kehamilan. Sebagai alat kendali angka kelahiran, KB suntik ini menjadi bagian integral dari program Keluarga Berencana (KB) yang dirancang untuk menekan laju pertumbuhan populasi.
Baca juga: 8 Keunggulan Jahe untuk Atasi Mual dan Muntah pada Ibu Hamil di Trimester Pertama
Namun, di balik popularitasnya, KB suntik kombinasi tidak terlepas dari tantangan berupa efek samping. Penelitian di Desa Suko, Kabupaten Sidoarjo, menemukan bahwa 87% akseptor KB suntik mengalami spotting, yaitu perdarahan ringan di luar siklus menstruasi. Meskipun efek ini umum terjadi, mayoritas pengguna tetap melanjutkan metode ini, menunjukkan bahwa manfaat yang dirasakan, seperti kemudahan penggunaan dan perlindungan jangka panjang, lebih besar dibandingkan kendala yang dihadapi.
Dampak Efek Samping Spotting pada Penggunaan KB Suntik
Spotting menjadi salah satu efek samping yang paling sering dilaporkan oleh pengguna KB suntik kombinasi. Dari 31 akseptor yang menjadi sampel penelitian, 83,87% mengaku mengalami spotting sesekali, sementara 16,12% melaporkan frekuensi yang lebih sering. Meskipun demikian, data menunjukkan bahwa 74,19% dari akseptor tetap melanjutkan penggunaan KB suntik, dan hanya 25,81% yang memutuskan untuk berhenti atau beralih ke metode kontrasepsi lain.
Hasil uji statistik Chi-Kuadrat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara efek samping spotting dan kelangsungan penggunaan KB suntik kombinasi. Hal ini memperlihatkan bahwa pengguna memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap efek samping selama manfaat utama kontrasepsi tetap dirasakan. Namun, efek samping ini tetap dapat memengaruhi kenyamanan, psikologis, dan kualitas hidup pengguna. Bagi sebagian perempuan, spotting yang terus-menerus dapat mengganggu aktivitas harian mereka, terutama jika tidak mendapatkan pemahaman yang cukup tentang efek samping ini.
Salah satu penyebab utama ketidaknyamanan adalah minimnya informasi mengenai mekanisme kerja KB suntik. Kandungan hormon progestin dalam suntikan ini bekerja dengan mengentalkan lendir serviks, menghalangi ovulasi, dan membuat dinding rahim tidak kondusif untuk kehamilan. Efek samping seperti spotting merupakan konsekuensi dari perubahan hormon ini, tetapi tidak bersifat membahayakan. Dengan edukasi yang memadai, pengguna dapat lebih siap menghadapi perubahan ini tanpa kekhawatiran berlebihan.
Peran Edukasi dan Dukungan untuk Keberhasilan Program KB
Penelitian ini menyoroti pentingnya peran edukasi dalam keberhasilan program KB suntik kombinasi. Sebagian besar pengguna KB suntik tidak memiliki akses ke informasi yang cukup tentang efek samping yang mungkin terjadi. Ketidaktahuan ini sering kali menjadi alasan utama keluhan, bahkan keputusan untuk berhenti menggunakan KB. Oleh karena itu, diskusi terbuka antara tenaga kesehatan dan pengguna menjadi sangat penting untuk menjelaskan bahwa efek samping seperti spotting adalah hal umum yang dapat dikelola.
Selain itu, dukungan sosial dari pasangan juga menjadi faktor penting. Keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan penggunaan KB sering kali melibatkan persetujuan dari pasangan. Ketika pasangan mendukung, perempuan lebih cenderung bertahan menggunakan metode ini meskipun mengalami efek samping. Oleh karena itu, melibatkan pasangan dalam sesi konseling KB dapat membantu meningkatkan keberhasilan program.
Tenaga kesehatan juga memiliki tanggung jawab besar dalam meningkatkan kualitas layanan. Pelatihan tambahan diperlukan agar mereka dapat memberikan informasi yang akurat, menangani efek samping, dan memastikan pengguna merasa didukung. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan pengguna, angka drop-out dapat ditekan, dan kepercayaan terhadap program KB dapat ditingkatkan.
Program KB tidak hanya bertujuan untuk mengendalikan angka kelahiran, tetapi juga untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan sejahtera. Dengan dukungan edukasi yang baik dan layanan kesehatan yang berkualitas, perempuan dapat merasa lebih percaya diri dalam memilih dan menggunakan metode kontrasepsi yang paling sesuai untuk mereka. Upaya ini tidak hanya akan memperkuat keberhasilan program KB, tetapi juga mendukung pembangunan keluarga yang lebih berkualitas di Indonesia.
Sumber: Paramitha Amelia Kusumawardani EFEK SAMPING KB SUNTIK KOMBINASI (SPOTTING) DENGAN KELANGSUNGAN AKSEPTOR KB SUNTIK KOMBINASI
Penulis: Ayunda H